Jakarta, 15 Juli 2025 — Industri tambang kian fokus mendorong efisiensi melalui digitalisasi.  PTP Nonpetikemas hadir mendukung kelancaran logistik sektor pertambangan dan integrasi  rantai pasok. Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas), Indra Hidayat  Sani, tampil sebagai pembicara di forum strategis Smart Mining Conference 2025 yang digelar  di Jakarta Convention Center, Selasa (15/7), dengan membawa perspektif pelaku bisnis jasa  kepelabuhanan yang berperan langsung dalam pengangkutan komoditas tambang dan distribusi  produk olahannya melalui layanan bongkar muat curah kering, curah cair, dan general cargo di  berbagai pelabuhan strategis Indonesia yang menjadi wilayah operasional PTP Nonpetikemas. 

Mengusung tema “Accelerating the Future of Sustainable Mining through Digital Ecosystems”,  konferensi ini mempertemukan pelaku industri tambang, logistik, teknologi, hingga regulator,  dengan fokus mendorong percepatan transformasi digital dalam rantai pasok pertambangan  nasional. 

Dalam konferensi ini, Indra menjelaskan peran vital pelabuhan dalam sistem logistik komoditas  tambang, khususnya bauksit dan batu bara. Menurutnya, PTP Nonpetikemas tak sekadar operator  terminal bongkar muat, tapi juga mitra logistik strategis untuk sektor industri nasional. 

“PTP Nonpetikemas juga menangani kegiatan bongkar muat dalam rantai logistik bauksit— mulai dari pengangkutan ke Smelter untuk jadi alumina, lalu aluminium. Kami distribusikan dari  Pelabuhan Kijing ke Smelter, lalu produk akhirnya kami kirim ke pelanggan lewat Pelabuhan  Kuala Tanjung,” ujar Indra. 

Tak hanya bauksit, PTP Nonpetikemas juga melayani distribusi batu bara melalui sejumlah  cabang pelabuhan di Sumatera. Indra menyebut cabang seperti Bengkulu, Panjang, dan Jambi  menjadi simpul penting untuk mendukung kelancaran pasokan energi nasional di provinsi  Sumatera. 

“Ini bagian dari komitmen kami menjaga ketersediaan energi. Aktivitas bongkar muat batu bara  terus kami optimalkan di setiap cabang, seiring peran PTP Nonpetikemas sebagai pelaku jasa  kepelabuhanan yang menangani langsung pengangkutan komoditas tambang dan distribusi  produk olahannya melalui layanan curah kering, curah cair, dan general cargo di pelabuhan 

pelabuhan strategis Indonesia,” tambahnya. 

PTP Nonpetikemas juga ikut mendorong efisiensi lewat digitalisasi sistem pelabuhan. Dalam  kesempatan ini, Indra memperkenalkan Pelindo Terminal Operating System Multipurpose  (PTOSM), platform digital garapan PTP yang memungkinkan layanan pelabuhan dijalankan  secara end-to-end. 

“Mulai dari Pre-Berthing sampai Post-Berthing, semua bisa dipantau real-time. Pelanggan tak  perlu datang langsung ke pelabuhan—semua proses sudah bisa dilacak secara digital,” jelasnya.

Selain itu, Indra juga menyinggung peran salah satu cabang PTP Nonpetikemas yang  berkontribusi dalam distribusi energi berbasis gas. 

“Cabang Jambi bahkan sudah kirim gas tank besar ke Jawa Timur dan Bali. Ini bukti bahwa  pelabuhan punya peran strategis dalam ekosistem energi nasional,” tutupnya. 

Partisipasi PTP Nonpetikemas di forum ini menyampaikan posisi perusahaan sebagai pelaku  bisnis dalam pengembangan logistik tambang yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan  terintegrasi lewat digitalisasi.