• Agustus 14, 2025

Mempawah, 12 Agustus 2025 – Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat,  kini menjadi salah satu simpul logistik internasional strategis di wilayah barat Indonesia.  Terintegrasi dalam jaringan Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) dan berbatasan langsung  dengan jalur perdagangan utama Selat Malaka, pelabuhan ini memainkan peran penting  dalam memperkuat konektivitas nasional serta mendorong pertumbuhan ekspor-impor,  khususnya dari wilayah Kalimantan.

PTP Nonpetikemas Cabang Pontianak mengelola Terminal Kijing di Mempawah sejak 1  Agustus 2022 yang berkembang menjadi tulang punggung pelayanan kargo nonpetikemas di  Kalimantan Barat. Terminal ini menjadi urat nadi ekonomi wilayah Kalimantan Barat, yang  memberikan kontribusi signifikan terhadap efisiensi logistik dan kelancaran arus barang  nasional.

PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) Cabang Pontianak beroperasi di Kalimantan  Barat dengan mengelola empat area kawasan nonpetikemas, yaitu Pelabuhan Dwikora,  Pelabuhan Perintis Sintete, Ketapang, dan Terminal Kijing yang menangani berbagai  komoditas general cargo, curah cair dan curah kering.

Dibangun untuk mengatasi keterbatasan Pelabuhan Dwikora Pontianak yang telah mencapai  kapasitas maksimal, Terminal Kijing menawarkan spesifikasi teknis yang jauh lebih unggul.  Dengan draft hingga -15 meter dan panjang dermaga yang mencapai lebih dari 1.900 meter,  pelabuhan ini mampu melayani hingga 12 kapal sekaligus, termasuk kapal-kapfal besar hingga  100.000 DWT.

“Kalimantan Barat dikenal sebagai salah satu produsen utama minyak kelapa sawit nasional,  berada di peringkat tiga besar provinsi penghasil CPO. Tak kurang dari 84 perkebunan kelapa  sawit, 132 perusahaan industri CPO, dan 42 terminal khusus mendukung ekosistem komoditas  ini di wilayah tersebut, sehingga Terminal Kijing menjadi urat nadi ekonomi Kalimantan Barat,”  kata Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani.

Terminal Kijing melayani berbagai kargo nonpetikemas, baik curah cair seperti produk turunan  kelapa sawit dan caustic soda, curah kering dan general cargo yang didukung sarana bongkar  muat modern seperti harbour mobile crane, excavator, wheel loader, mobile conveyor,  flexible hose, dan portable filling station. Komoditas lain yang menjadi bagian layanan  terminal ini antara lain batubara, pupuk, palm kernel, bauksit, dan kargo berat.

Dengan infrastruktur modern dan fasilitas bongkar muat yang mumpuni, Terminal Kijing juga  memainkan peran penting dalam mendukung arus barang untuk proyek-proyek infrastruktur  di wilayah barat Indonesia, serta menjaga ketahanan rantai pasok nasional.

“Sebagai pelabuhan internasional baru di Kalimantan Barat, Terminal Kijing diposisikan  menjadi motor penggerak ekspor-impor kawasan sekaligus katalisator pertumbuhan ekonomi  nasional. Ke depan, pelabuhan ini disiapkan untuk mendukung program hilirisasi yang tengah  digencarkan pemerintah serta melayani berbagai macam kargo, baik nonpetikemas maupun  petikemas guna memperkuat rantai pasok, khususnya di wilayah barat Indonesia,” tutur Indra  di Mempawah pada Selasa (12/08).

PTP Nonpetikemas mencatat kenaikan throughput Terminal Kijing secara konsisten, dengan  capaian 2,27 juta ton pada 2023, meningkat menjadi 3,09 juta ton pada 2024, dan target 3,3  juta ton pada 2025. Kontribusi terbesar berasal dari curah cair (1,9 juta ton), curah kering (761  ribu ton), dan general cargo (456 ribu ton). Hingga Juni 2025, total throughput tercatat 2 juta  ton, dengan curah kering sebagai penyumbang terbesar sebesar 965 ribu ton, disusul curah  cair 759 ribu ton, dan general cargo 328 ribu ton.

“Kinerja pengoperasian Terminal Kijing untuk komoditas curah kering pada semester I-2025  mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 225% dibandingkan periode sama tahun  sebelumnya. Rata-rata throughput mencapai 2.716 ton per ship per day (T/S/D), melonjak  tajam dari 836 T/S/D pada semester I 2024.” ujar Suwanda, Branch Manager PTP  Nonpetikemas Cabang Pontianak.

Menurut Suwanda pertumbuhan volume kargo di Terminal Kijing sebagai sinyal positif dari  meningkatnya kepercayaan pengguna jasa.

“Dari sisi operasional, kita terus berupaya menjaga kelancaran layanan dengan  mengoptimalkan proses bongkar muat, penataan alur logistik, dan pengelolaan waktu sandar  kapal secara efisien”, tambah Suwanda.

  • Langkah strategis Terminal Kijing

Keberadaan Terminal Kijing didukung oleh hinterland yang kuat bagi pertumbuhan volume  kargo, dimana Kalimantan Barat sebagai salah satu sentra produksi CPO nasional.

Dengan semakin meningkatnya aktivitas, PTP Nonpetikemas Cabang Pontianak menginisiasi  langkah pengembangan seperti pembangunan terminal khusus curah cair (dedicated liquid  bulk terminal), penambahan pipe rack, perluasan dermaga di Jetty 1 dan Jetty 2, serta  penataan zona logistik untuk tenant baru, guna memperluas jejaring dan mendorong integrasi  logistik

Langkah-langkah pengembangan ini selaras dengan penguatan infrastruktur dan peningkatan  layanan operasional, yang mendorong kinerja Terminal Kijing mencatat tren positif sejak awal  operasional.

Terminal ini telah menangani berbagai proyek strategis, di antaranya handling project cargo  untuk pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) oleh PT Borneo Alumina  Indonesia (PT BAI), serta bongkar muat Caustic Soda Liquid bersama mitra PT Pertamina Patra  Niaga, PT Pertamina International Shipping, dan PT Samudera Banten Logistik.

Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), Terminal Kijing diposisikan sebagai  katalisator pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat. Dengan pengembangan infrastruktur

terkini, terminal ini siap mendukung kelancaran logistik dari proyek-proyek besar seperti SGAR  2 dan Smelter Mempawah.

Ke depan, Terminal Kijing juga disiapkan untuk berperan dalam pengembangan Kawasan  Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Terintegrasi Khusus Aluminium, memperkuat kontribusi  PTP Nonpetikemas terhadap agenda hilirisasi nasional.

Dalam memperkuat pelayanan di Kijing telah dilakukan Realokasi aset dari pelabuhan lain  dalam jaringan induk perusahaan PTP Non Petikemas yaitu Pelindo Multi Terminal yang  merupakan salah satu sub holding Pelindo. Hal ini menjadi salah satu langkah strategis  pemanfaatan aset idle, tetapi juga mencerminkan sinergi antar unit dalam menciptakan  keunggulan operasional yang berdampak nyata pada kinerja dan pelayanan pengguna jasa.

PTP Nonpetikemas merupakan anak usaha dari subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT).  PTP Nonpetikemas merupakan operator terminal nonpetikemas di Indonesia yang  berpengalaman dalam menangani kegiatan bongkar muat kargo curah cair, curah kering,  general cargo dan lain-lain. PTP Nonpetikemas telah beroperasi di 11 cabang Pelabuhan yang  tersebar di seluruh wilayah strategis Indonesia.