PTP Nonpetikemas

Kijing, 24 November 2025 – Terminal Kijing, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, yang  dikelola oleh PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) Cabang Pontianak, menjadi pusat  pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berbasis Creating Shared  Value (CSV). Program ini memperkuat operasional pelabuhan sekaligus memberdayakan  masyarakat melalui pendidikan, inovasi mahasiswa, dan sertifikasi pekerja harian. 

Acara yang berlangsung pada Senin, 24 November 2025 dihadiri oleh manajemen Pelindo Group,  pemerintah daerah, instansi kepelabuhanan, dan perguruan tinggi. Kehadiran para pemangku  kepentingan menegaskan pentingnya sinergi antara dunia usaha, pendidikan, dan masyarakat  dalam membangun ekosistem pembelajaran serta pemberdayaan di Terminal Kijing. 

Program EduPort melibatkan 15 mahasiswa dari Universitas Tanjungpura dan Universitas  Muhammadiyah Pontianak yang selama satu bulan mengikuti magang terstruktur, pembelajaran  lapangan, serta penyusunan gagasan inovasi berbasis kebutuhan operasional pelabuhan. Melalui  rangkaian presentasi dan penjurian, lima inovasi terbaik terpilih dalam kategori Best Out of the  Box Idea, Best Work Safety, Best Environmental Health, Best Engineering Structure, dan Best  Operations Solution. Dua di antaranya—Oil Absorb Pad dan Rubber Mat Puzzle—ditargetkan  mulai diimplementasikan pada akhir 2025. 

Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko PTP Nonpetikemas, Bambang Sakti,  menegaskan, “Inovasi ini tidak berhenti di sini. Dua program ditargetkan berjalan di 2025 dan tiga  lainnya di 2026. Kami bangga bahwa investasi sosial ini membangun relasi, berguna bagi bisnis,  sekaligus memberi semangat bagi tenaga kerja harian. Kegiatan TJSL CSV ini juga mengajak  kolaborasi masyarakat dan mahasiswa, sehingga dampaknya tidak hanya bagi perusahaan, tetapi  juga bagi penguatan SDM dan ekosistem logistik di sekitar Terminal Kijing.” Ujar Bambang. 

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa program tersebut membuktikan bahwa pelabuhan  bukan hanya pusat logistik, tetapi juga ekosistem pembelajaran. “Masukan dari mahasiswa dan  kampus membuka perspektif baru bagi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi, HSSE, dan  operational excellence. Selain itu, pelatihan dan sertifikasi Pekerja Harian menjadi langkah  strategis untuk menghadirkan tenaga kerja lokal yang terlatih dan berstandar nasional, terutama di  bidang curah cair, curah kering, dan general cargo,” tambah Bambang. 

Pada kesempatan yang sama, General Manager Pelindo Regional 2 Pontianak, yang diwakili oleh  Manager Kepatuhan Bisnis, Mustafa, mengapresiasi inisiatif PTP Nonpetikemas dalam  menyatukan dunia industri, kampus, dan masyarakat lokal melalui TJSL EduPort dan sertifikasi  Pekerja Harian. Menurutnya, program tersebut menjadi bukti bagaimana Pelindo Group  menjalankan perannya dalam membangun SDM unggul di daerah operasi. Ia juga menyoroti posisi 

strategis Terminal Kijing sebagai salah satu tulang punggung rantai pasok Indonesia bagian barat,  dengan potensi besar sebagai gerbang ekspor produk turunan kelapa sawit mengingat ekosistem  industri sawit Kalimantan Barat yang masif. 

Pemerintah daerah turut memberikan apresiasi. Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan  Kabupaten Mempawah, Johana Sari Margiani, menegaskan bahwa program ini selaras dengan visi  Indonesia Emas, membuka akses pembelajaran bagi mahasiswa, serta mendorong percepatan  ketersediaan tenaga kerja berkompetensi untuk siap terjun ke industri. Ia menilai PTP  Nonpetikemas menjadi motivator bagi perusahaan lain. 

Dukungan juga datang dari Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I  Pontianak, yang diwakili oleh Staf Bidang Lala, Heriansyah, yang telah membuat program inisiatif  yang memberi manfaat bagi operasional Kijing dan mendorong peningkatan kompetensi SDM  secara berkelanjutan. 

Salah satu peserta TJSL PTP EduPort, Muhammad Afiq, membagikan ceritanya bahwa awalnya  mereka tidak menyangka terpilih dan sempat kurang percaya diri, namun sangat bersyukur  diterima oleh PTP Nonpetikemas. Mereka menjelaskan bahwa langkah pertama di PTP  Nonpetikemas adalah menyelesaikan ide karya ilmiah yang telah disiapkan, serta berharap gagasan  tersebut dapat diaplikasikan untuk memberi manfaat bagi operasional Terminal Kijing. 

Selain inovasi mahasiswa, PTP Nonpetikemas melaksanakan Program Sertifikasi dan Pelatihan  Pekerja Harian. Sebanyak 9 tenaga kerja harian mengikuti pelatihan awal dengan sertifikasi Badan  Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) kategori bidang penanganan kemasan Curah Cair, Curah  Kering, dan General Cargo. Program ini memastikan Pekerja Harian memiliki kompetensi sesuai  standar agar siap mendukung layanan pelabuhan secara profesional. 

Implementasi CSV TJSL PTP Nonpetikemas bidang pendidikan ini bukan hanya mendukung  pengembangan SDM masyarakat, tetapi juga memperkuat keberlanjutan operasional perusahaan. 

Dengan berakhirnya Program EduPort dan dimulainya pelatihan Pekerja Harian PTP  Nonpetikemas menargetkan model kolaborasi ini dapat direplikasi di cabang-cabang lainnya untuk  memperluas dampak sosial dan memberikan nilai tambah berkelanjutan bagi masyarakat dan  perusahaan. 

Terminal Kijing saat ini melayani komoditas utama seperti curah cair, curah kering, dan produk  turunan kelapa sawit. Terminal ini juga berfungsi sebagai pelabuhan penyangga yang menampung  aktivitas Pelabuhan Dwikora Pontianak yang telah melebihi kapasitas. 

Hingga Oktober 2025, PTP Nonpetikemas Cabang Pontianak telah merealisasikan trafik produksi  sebesar 3,21 juta ton, tumbuh 46% dibanding periode yang sama pada 2024 yang mencapai 2,2  juta ton.

Dengan peran strategis tersebut, Terminal Kijing menjadi solusi logistik yang mendukung  kelancaran rantai pasok nasional sekaligus memperkuat daya saing Indonesia di sektor  kepelabuhanan.