Mempawah, Juli 2025 — Terminal Kijing merupakan bagian dari jaringan pelabuhan strategis  nasional. PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) Cabang Pontianak, yang juga  beroperasi di Terminal Kijing, terus menunjukkan performa yang kian impresif sejak dikelola  mulai 1 Agustus 2022. Terminal ini kini menjadi tulang punggung pelayanan kargo  nonpetikemas di Kalimantan Barat, dengan kontribusi signifikan terhadap efisiensi logistik dan  kelancaran arus barang nasional. 

Hal ini terlihat dari kenaikan throughput yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Kenaikan  throughput terlihat konsisten dari tahun ke tahun, dengan capaian 2,27 juta ton pada 2023,  meningkat menjadi 3,09 juta ton pada 2024, dan target 2025 diproyeksikan mencapai 3,3 juta  ton. 

Sebagai langkah konkret dalam meningkatkan performa operasional, PTP Nonpetikemas Cabang  Pontianak telah melakukan optimalisasi aset melalui relokasi peralatan dari beberapa pelabuhan  lain di bawah naungan Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT Group). Aset yang direalokasi  dari beberapa terminal SPMT Group ke Terminal Kijing meliputi 4 unit harbour mobile crane, 3  unit grab, 9 unit hopper, 4 unit bucket, dan 1 unit jembatan timbang. Proses realokasi dimulai  sejak September 2023 dengan pengiriman satu unit hopper berkapasitas 32 m³ dari PTP  Nonpetikemas Cabang Banten, dan masih berlangsung hingga 2025 dengan pengiriman terakhir  berupa satu unit Harbour Mobile Crane (HMC) berkapasitas 100 ton dari SPMT Cabang Dumai. 

Optimalisasi ini secara langsung meningkatkan kapasitas layanan bongkar muat dan memperkuat  kesiapan Terminal Kijing dalam menghadapi pertumbuhan volume kargo, khususnya komoditas  curah cair, curah kering, dan general cargo. 

Throughput menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2023, total throughput  mencapai 2,27 juta ton, didominasi oleh curah cair sebesar 1,8 juta ton. Angka ini naik menjadi  3,09 juta ton pada 2024, dengan kontribusi terbesar tetap berasal dari curah cair (1,9 juta ton),  diikuti curah kering 761 ribu ton dan general cargo 456 ribu ton. Hingga Juni 2025, total  throughput tercatat 2 juta ton, dengan curah kering sebagai penyumbang terbesar sebesar 965  ribu ton, disusul curah cair 759 ribu ton, dan general cargo 328 ribu ton. Sepanjang 2025,  throughput diproyeksikan menembus 3,3 juta ton. 

Hingga semester I 2025, kinerja pengoperasian PTP Nonpetikemas Cabang Pontianak Terminal  Kijing untuk komoditas curah kering mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 225%  dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata throughput mencapai 2.716 ton  per ship per day (T/S/D), melonjak tajam dari 836 T/S/D pada semester I 2024. 

“Kami melihat pertumbuhan volume kargo di Terminal Kijing sebagai sinyal positif dari  meningkatnya kepercayaan pengguna jasa. Dari sisi operasional, kami terus berupaya menjaga  kelancaran layanan dengan mengoptimalkan proses bongkar muat, penataan alur logistik, dan  pengelolaan waktu sandar kapal secara efisien,” ujar Dwi Rahmad Toto S., Direktur Komersial  dan 

Pengembangan Usaha yang juga sebagai Plh Direktur Operasi PTP Nonpetikemas. 

PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) Cabang Pontianak beroperasi di Kalimantan  Barat dengan mengelola empat area terminal nonpetikemas, yaitu Kawasan Dwikora, Pelabuhan  Perintis Sintete, Ketapang, dan Kawasan Kijing. Pelabuhan ini menangani berbagai komoditas  general cargo seperti karet, bungkil, dan kayu lapis. Terminal Kijing sendiri melayani aneka  kargo nonpetikemas, antara lain CPO dan turunannya, batubara, pupuk, palm kernel, karung  beras, serta produk perkayuan. Didukung oleh Kalimantan Barat sebagai salah satu sentra  produksi CPO nasional, wilayah ini memiliki hinterland yang kuat bagi pertumbuhan volume  kargo. 

“Realokasi aset dari pelabuhan lain dalam jaringan SPMT bukan hanya menjadi langkah strategis  pemanfaatan aset idle, tetapi juga mencerminkan sinergi antar unit dalam menciptakan  keunggulan operasional yang berdampak nyata pada kinerja dan pelayanan pengguna jasa,” tegas  Toto.  

Dengan semakin meningkatnya aktivitas, PTP Nonpetikemas Cabang Pontianak menginisiasi  langkah pengembangan seperti pembangunan terminal khusus curah cair (dedicated liquid bulk  terminal), penambahan pipe rack, perluasan dermaga di Jetty 1 dan Jetty 2, serta penataan zona  logistik untuk tenant baru, guna memperluas jejaring dan mendorong integrasi logistik. 

Langkah-langkah pengembangan ini selaras dengan penguatan infrastruktur dan peningkatan  layanan operasional, yang mendorong kinerja Terminal Kijing mencatat tren positif sejak awal  operasional.  

Didukung oleh infrastruktur dan pengelolaan operasional, kinerja layanan terus mencatat tren  positif. Terminal ini telah menangani berbagai proyek strategis, di antaranya handling project  cargo untuk pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) oleh PT Borneo Alumina  Indonesia (PT BAI), serta bongkar muat Caustic Soda Liquid bersama mitra PT Pertamina Patra  Niaga, PT Pertamina International Shipping, dan PT Samudera Banten Logistik. 

Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), Terminal Kijing diposisikan sebagai  katalisator pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat. Dengan pengembangan infrastruktur  terkini, terminal ini siap mendukung kelancaran logistik dari proyek-proyek besar seperti SGAR  2 dan Smelter Mempawah. 

Ke depan, Terminal Kijing juga disiapkan untuk berperan dalam pengembangan Kawasan  Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Terintegrasi Khusus Aluminium, memperkuat kontribusi  PTP Nonpetikemas terhadap agenda hilirisasi nasional.